Produksi keramik nasional tahun ini diprediksikan akan sampai 410 juta sampai 420 juta mtr. persegi. Angka produksi ini alami kenaik-an seputar 8% bila dibanding dengan realisasi tahun kemarin sampai 380 juta mtr. persegi. ”Kami membidik angka produksi keramik nasional akan sampai 410-420 juta mtr. persegi tahun ini atau tumbuh 8% dibanding jumlahnya produksi tahun kemarin,” tutur Ketua Umum Asosiasi Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto di celah pembukaan Keramika 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.
Menurutnya, perkembangan industri keramik sudah tampak semenjak tahun kemarin, yakni sebesar 5% atau tumbuh jadi 380 juta mtr. persegi. Mengenai capaian perkembangan itu dikarenakan kebijaksanaan safeguard yang diresmikan pemerintah. Kebijaksanaan safeguard ditata dalam Ketentuan Menteri Keuangan (PMK) No. 119/PMK. 010/2018 mengenai Penentuan Bea Masuk buat Keramik Import.
Mengenai ketentuan itu sudah diedarkan Kementerian Keuangan semenjak 12 Oktober 2018. ”Daya saing industri keramik akan bertambah bersamaan diedarkan ketentuan safeguard. Kami optimis sesudah keluar ketentuan itu, produk keramik lokal akan disukai penduduk, sebab awal mulanya ditabrak beberapa produk import dari China,” katanya.
Ia memberikan, lihat keadaan industri keramik lokal yang selalu lebih baik, beberapa aktor usaha mulai berani meningkatkan kemampuan produksi. Untuk sekarang ini kemampuan produksi keramik nasional sampai 580 juta mtr. persegi dengan tingkat utilisasi 65% dari tingkat kemampuan terpasang.
Dengan demikian, pihaknya optimis produksi keramik Indonesia akan dapat tempati rangking lebih baik kembali dibanding sekarang ini. Edy yaitu produksi keramik nasional akan sampai rangking ke empat dalam dunia dari sekarang ini menempati rangking ke-9.
Bahkan juga dengan kebijaksanaan safeguard dapat menggerakkan industri keramik nasional menempati rangking pertama di Asia Tenggara. Tidak cuma itu, dengan design menarik serta pemakaian tehnologi, keramik lokal tidak kalah bila dibanding dengan luar negeri.
”Dengan usaha yang kami serta pemerintah kerjakan, kami optimis produksi keramik nasional dapat tempati rangking ke empat dalam dunia,” katanya. Dia pula menyebutkan perkembangan keramik untuk lantai serta dinding dalam lima tahun paling akhir (2013-2017) bertambah rata-rata 10,3% per tahun dari 274,52 juta mtr. persegi pada 2013 jadi 366,59 juta mtr. persegi pada 2017.
Sebab pada 2013 export keramik tile sekitar 36,85 juta mtr. persegi dengan nilai USD44,22. Sedang pada 2017 ekspornya bertambah jadi 51,69 juta mtr. persegi dengan nilai USD75,87 juta untuk arah Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Taiwan, Australia, serta Amerika Serikat.
”Meningkatkan produksi ini karena terdapatnya ekspansi yang dikerjakan beberapa produsen keramik. Kita ketahui keramik Indonesia begitu disukai di pasar internasional,” katanya. Selain itu, General Manager Reed Pemandangan Exhibitions Steven Chwee menjelaskan, keperluan bangunan selalu alami penambahan.
Hal tersebut akan menggerakkan penambahan buat komponen pendukungnya. ”Pertumbuhan keperluan bangunan itu di dukung perkembangan bidang property di Indonesia. Diluar itu, pameran Keramik 2019 pula jadi kesempatan perkembangan usaha keramik di negeri,” katanya.
baca juga: harga bahan bangunan